Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya menjadi keras dan kering, sebelum diinstal keseluruhan rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri dan di ‘baut’ dengan pondasi untuk menjaga stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan bagian menara (tower) penopang tower crane tersebut.
Gambar 1 Fondasi Tower Crane sebelum di cor
( from : cosmocranes.com.au )
Gambar 2 Fixing Angle
( from : ecplaza.net )
Gambar 3 Base Section Tower Crane
( from : science.howstuffworks.com )
Dalam pemasangan tower crane ada 2 cara :
- Apabila tidak lebih tinggi dari 200 kaki, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane.
- Jika crane yang dirakit lebih tinggi harus menggunakan proses ” self assembly “.
Gambar 4 Mobilisasi segmen Tower Crane dengan Trailer
( from : skyscrapercity.com )
Adapun langkah perakitan, pertama menggunakan bantuan mobile crane untuk merakit bagian-bagian jib dan machinery arm, dan menempatkan elemen-elemen horizontal tersebut pada konstruksi tiang (mast), setinggi kurang lebih 12 meter. Kemudian, dilanjutkan dengan menambahkan counterweights. Konstruksi tiang (mast), ditambah ketinggiannya dari kondisi dasar. Untuk mencapai ketinggian maximum, konstruksi tiang ini tumbuh satu per satu bagian (segmen).
Gambar 7 Pemasangan Jib
( from : http://www.construction-machine.org/ )
Gambar 6 Segment mast akan dimasukkan untuk penambahan ketinggian
( from : http://www.construction-machine.org/ )
Dengan menggunakan alat yang disebut atau climbing frame, pemasangan diawali dengan menggantungkan beban pada bagian jib, untuk menyeimbangkan counterweights yang dipakai. Kemudian slewing unit dilepaskan dari kepala tiang. Sebuah peralatan hidrolik pada top climber akan mendorong slewing unit ke atas, sejauh sekitar 6 meter. Kemudian, pemasangan crane mengangkat satu segmen (section) tiang berukuran tinggi 6 meter dan memasukannya dalam celah yang dibuka oleh climbing frame tadi. Begitu segmen ini berhasil disambungkan, berarti crane sudah menjadi lebih tinggi 6 meter.
Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat tinggi, maka tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan tambahan kestabilan.
Sehingga dapat disimpulkan, dalam meninggikan crane, tower crane akan membangun dirinya sendiri sampai ketinggian yang dikehendaki. Setelah tersusun 4 section di atas 1 section dipasanglah sabuk, yakni besi penghubung tower crane dengan bangunan yang fungsinya untuk menjaga kestabilan tower crane. Panjang sabuk sekitar 7 meter dan dipasang sekitar 3 buah pada setiap sectionnya. Sabuk dipasang pada setiap 20 meter antara satu section dengan section yang lainnya.
Pembongkaran tower crane
Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar crane tersebut. Tahapan pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan melepaskan bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke 2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section berikutnya. Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.
Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan 3 buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib dilepaskan beserta perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1 hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi tower crane, selanjutnya dibongkar dengan menggunakan alat berat untuk mengambil fine angel yang akan digunakan kembali untuk mendirikan tower crane berikutnya.
Gambar 1 Tower Crane
(sumber http://www.constructionweekonline.com/)
Pada prinsipnya , tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap, yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan.Berdasarkan tipenya, tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri, yakni :
- Tower crane berdiri bebas (free standing crane)
- Tower crane berdiri di atas rel (rail mounted crane)
- Tower crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane)
Sementara itu, untuk kapasitas tower crane tergantung beberapa faktor. Jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya, maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut harus mengikuti ketentuan dan perlu memperhatikan faktor-faktor, antara lain :
- Kekuatan angin terhadap alat
- Ayunan beban pada saat dipindahkan
- Kecepatan pemindahan material
- Pengereman mesin dalam pergerakannya
Bagian-bagian Tower Crane
Gambar 2 Detail Tower Crane
Spesifikasi tower crane berkaitan dengan operasi pengangkatan dan pemindahan material., meliputi : - Ketinggian tower rencana
- Jangkauan Jib
- Hoist
- Trolley
- Seling
Gambar 3 Jib Section
(sumber : en.jnhytj.com)
Untuk jib atau boom, merupakan lengan tower crane yang terdiri dari elemen-elemen besi yang tersusun menjadi satu bagian rangka batang. Pemasangan jib harus sesuai dengan keperluan dan persyaratannya, baik dengan panjang yang standard maupun yang mencapai maksimum. Pemasangan jib ini, selanjutnya mempengaruhi terhadapa beban yang diangkat. Untuk tiap panjang jib tertentu, ada batasan beban maksimum.
Gambar 4 Counter Jib
(sumber : en.jnhytj.com)
Selain jib, juga terdapat counter jib yang berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap boom yang terpasang. Counter jib dilengkapi counter weight, yang berfungsi sebagai bebannya.
Untuk hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut arah vertikal. Sedangkan trolley, adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut tower crane arah horisontal. Sedangkan seling merupakan bagian tower crane yang berupa kabel baja dan menjadi bagian hoist. Pemakaian seling bisa diubah-ubah diameternya atau dapat ditambahkan(double-seling), tergantung pada kebutuhan di lapangan.
Gambar 5 Pondasi Tower Crane
(sumber : http://en.jnhytj.com)
Gambar 6 Mast Section
(sumber : http://en.jnhytj.com)
Gambar 7 Slewing Mechanism
(sumber : http://en.jnhytj.com)
Gambar 8 Tower Top
(sumber : http://en.jnhytj.com)
Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch
- Switch beban maksimum, : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak terjadinya overload
- Switch momen beban, : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload.
Sumber : http://sanggapramana.wordpress.com/2010/11/19/tower-crane/
Comments
1 comments to "Tower Crane"
November 20, 2014 at 6:55 PM
THANKS FOR THE IFORMATION
Post a Comment