Keriuhan itu diletupkan oleh Ruhut Sitompul. Politisi Partai Demokrat ini mengusulkan agar undang-undang dasar soal masa jabatan presiden diamandemen. Dari dua periode menjadi tiga periode. Publik protes. Banyak yang menyebut Ruhut sedang tidur siang, lalu bangun mengoceh tak tentu.
Banyak juga yang menilai bahwa Ruhut seperti menggigau. Benar atau tidak, barangkali cuma Ruhut yang tahu. Sebab momentum usulan Ruhut, yang bertepatan dengan peringatan Hari Konstitusi, dinilai sejumlah orang bahwa Ruhut cuma solis dari koor besar yang ada di belakangnya.
Nasir Djamal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempertanyaan keberanian Ruhut Sitompul mengusulkan soal sepenting itu. Darimana datangnya keberanian si Ruhut. Kalau usulan cuma sekedar dari Ruhut, lanjutnya, buat apa presiden SBY secara serius menanggapi. "Jangan-jangan isu itu memang betul," katanya.
Ruhut sendiri membantah bahwa statement itu dirancang partai Demokrat guna meraba presepsi publik. Walau membantah keras, Ruhut menuturkan bahwa ibarat main voli, saya main bola SBY smash.
Dan bola itu dismash oleh Presiden SBY, tak lama sesudah Ruhut menabur kontroversi. Di Gedung DPR Presiden SBY memastikan menolak usulan 3 periode. Kekuatan yang besar, katanya, cenderung tergoda untuk selingkuh dan itu tidak baik bagi negeri ini. SBY tak lupa mengingatkan bahwa saat undang-undang pembatasan jabatan presiden itu disusun, dirinya menjabat sebagai ketua fraksi ABRI di DPR.
Walau sangat subyektif, Ruhut yang dalam sejumlah forum selalu memuji Presiden SBY itu, menegaskan bahwa usulan yang memicu kontroversi itu ada alasannya. "Karena saat ini belum ada tokoh bangsa yang bisa menyaingi presiden kita yang sekarang, Bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," kata Ruhut Sitompul yang juga juru bicara Partai Demokrat dalam perbincangan dengan VIVAnews.
Ruhut menilai, setelah Presiden Soeharto lengser, Indonesia memiliki tiga presiden dalam waktu singkat, lima tahun. Presiden BJ Habibie hanya satu tahun, Abdurrahman Wahid tidak sampai dua tahun, dan Megawati tiga tahun. Kini, SBY bisa dua periode berjalan mulus.
"Jadi kenapa aku mengusulkan itu? Karena ini adalah pengalaman sejarah. SBY ini, presiden yang dikirim dan dirahmati Allah. Kita jangan lagi beli kucing dalam karung," kata dia.
Ruhut mengingatkan kepada semua pihak, terutama yang mengkritik keras pidato kenegaraan SBY, bahwa SBY memiliki daftar panjang prestasi selama masa pemerintahannya.
Prestasi SBY yang disebutkan Ruhut itu dari mulai membaiknya citra negara di mata internasional, pelanggaran HAM, dibukanya embargo senjata, dan berantas habis kasus-kasus teroris dan narkoba.
"Orang lupa itu. Saya menghormati undang-undang kita yang menyebut masa jabatan presiden dua periode. Tatapi, apabila tidak ada tokoh lain yang mampu menjadi presiden, kenapa tidak?" tegas Ruhut.
***
Ruhut adalah kontroversi. Kerap kali statementnya mengundang kontroversi. Tahun 2009 lalu, Ruhut juga sempat tersandung masalah lantaran gaya bicaranya yang "seperti tidak pernah berpikir." Ruhut yang saat itu bergabung sebagai Koordinator Tim Sukses Susilo Bambang Yudhoyono - Budiono melontarkan pernyataan yang menyinggung etnis tertentu.
Dalam sebuah debat tim sukses yang juga dihadiri Fuad Bawazier dari Tim Sukses Jusuf Kalla - Wiranto dan Permadi mewakili Tim Sukses Megawati - Prabowo, Ruhut melontarkan pernyataan bahwa "Arab tidak pernah membantu Indonesia". Pernyataannya ini menimbulkan kecaman dan reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat, khususnya kalangan keturunan Arab dan juga dari kalangan Islam.
Forum Keturunan Arab Indonesia langsung meminta polisi menangkap Ruhut. Front Pembela Islam (FPI) juga mengancam akan menangkap Ruhut jika polisi tidan menyanggupi permintaan warga keturunan Arab.
Atas kejadian ini, Ruhut mendapatkan teguran dari Partai Demokrat. Kemudian secara pribadi dan atas nama Partai Demokrat, Ruhut meminta maaf atas pernyataannya tersebut.
Januari 2009, Ruhut juga bikin publik gerah bukan kepalang. Dalam sidang Pansus kasus Century di DPR dia berdebat dengan Gayus Lumbuun dari PDI Perjuangan. Dan dalam forum terhormat itu, Ruhut mengumbar kata-kata bangsat kepada Gayus.
Banyak yang mendesak agar Partai Demokrat mencoret Ruhut dari Pansus. Tapi apa kata Ruhut atas desakan itu? " Saya ini di Pansus, ditugaskan oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Hadi Utomo (Ketua Umum Demokrat saat itu)"katanya.
Dalam sidang Pansus yang sama, Ruhut juga bikin gerah lantaran berkali-kali menyapa Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan panggilan daeng, sapaan untuk sesama teman di suku Bugis. Sapaan Ruhut yang terkesan mengejek itu, membuat sejumlah anggota dewan emosi. Ruhut pun diperingatkan.
***
Lantas, siapakah alumnus Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung tahun 1979 ini?
Ruhut lahir di Medan, 24 Maret 1954. Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Humala Sitompul dan Surtani Panggabean.
Sebelum berkiprah di dunia politik, orang mengenal Ruhut sebagai pengacara kondang. Karirnya sebagai pengacara melesat setelah ia menyelesaikan kuliahnya dalam tempo empat tahun. Sepanjang karir pengacara, Ruhut banyak menangani kasus-kasus yang berbau kontroversial dan kurang populer di masyarakat.
Salah satunya, bersama-sama dengan pengacara Hotma Sitompul, menjadi pengacara Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, dan juga sejumlah yayasan milik mantan Presiden Soeharto saat semua orang menghujat Orde Baru. Kedekatannya dengan Akbar, menarik minat Ruhut terhadap dunia politik. Ia pun nyemplung sebagai politisi di partai berlambang pohon beringin itu, sebelum akhirnya berlabuh di Partai Demokrat.
Profesi pengacara pula yang mengenalkan suami Anna Sentot Rumekso dengan dunia infotainment. Sebab Ruhut juga banyak dipakai sejumlah production house sebagai pengacara mereka.
Lama-lama Ruhut pun diajak bermain sinetron. Sinetron pertama yang dibintanginya adalah Gerhana. Dalam sinetron itu, Ruhut berperan sebagai Poltak si Raja Minyak. Tak heran kalau sekarang pun masih banyak yang menyapa jubir Partai Demokrat ini dengan sebutan Bang Poltak. (hs)
Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/171960-si-pengusul-presiden-tiga-periode
Share
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Comments
0 comments to "Lawyer, Politisi dan Artis Sinetron"
Post a Comment