Wajah Puan Maharani, salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, nampak berseri. Senyum sepertinya selalu menyungging.
Dia mengenakan pakaian hitam bermotif warna merah. Puan keluar masuk ruangan. Ke mana dia berjalan, di kiri dan kanan selalu ada pengurus-pengurus inti partai.
Selasa 27 Januari 2009, hari paling sibuk bagi pengurus partai moncong putih. Pagi itu, Rapat Kerja Nasional PDIP ke IV di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, dibuka. Forum pertemuan ini dihadiri sedikitnya 1.200 kader partai dari 33 provinsi. Rapat ini menjadi perhatian luas di Indonesia.
Puteri Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Republik Indonesia ini, menjadi pengurus tersibuk. Karena, dia jadi ketua panitia acara.
Itu sebabnya dia orang yang paling bertanggung jawab atas sukses tidaknya rapat besar yang diselenggarakan menjelang pemilihan legislatif itu.
Menjelang pukul 9.00, tamu-tamu yang diundang ke forum segera datang. Tugas Puan menyambut mereka.
Sri Sultan Hamengku Buwono X; Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta datang paling awal. Puan menyalaminya dan mengantar Raja Yogyakarta itu ke ruang perjamuan.
Begitu juga ketika tokoh lainnya datang. Puan yang mengatur seluruh jalannya penyambutan mereka.
Akbar Tandjung; mantan Ketua Umum Partai Golkar, Sutiyoso; mantan Gubernur DKI Jakarta. Kemudian Ketua Umum PP Muhammadiyah; Syafii Maarif, mantan Kepala Staf Angkatan Darat; Ryamizard Ryacudu, Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat; Samuel Koto, wakil Partai Amanat Nasional; Drajad Wibowo, Ketua Umum Partai Gerindra; Suhardi, dan wakil Partai Keadilan Sejahtera.
Semua tokoh itu diterima di ruang jamuan. Puan didampingi Guruh Soekarnoputra dan Sekretaris Jenderal PDIP, Pramono Anung, menemani mereka hingga Megawati dan Taufiq Kiemas datang.
******
Rangkaian acara forum rapat kerja berlangsung demikian ketat. Kendati begitu, Puan selalu menunjukkan perhatian khusus kepada pers. Dia selalu berlama-lama memberi kesempatan bagi wartawan untuk menggali informasi perkembangan rapat.
“Ayo, opo meneh (apalagi yang mau ditanya),” kata Ketua PDIP Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan itu sambil tertawa.
Macam-macam pertanyaan seputar wacana calon pendamping ibunya, Megawati Soekarnoputri, maju merebut kursi presiden 2009-2014, selalu dijawabnya. Walau umumnya dia bicara secara diplomatis.
Namun itu semua telah menunjukkan kepercayaan dirinya bertumbuh.
Sikap Puan ini jauh beda dengan sebelumnya. Ketika itu, Megawati memperkenalkan Puan sebagai penerusnya di depan publik dalam kampanye pemilihan gubernur Jawa Timur di Lapangan Kabupaten Ngawi, Rabu 16 Juni 2008, Puan masih tampil kurang percaya diri.
Waktu itu, dengan gaya malu-malu, Puan angkat bicara. Dia minta para kader dan simpatisan partai bersedia mendukung langkahnya maju meneruskan perjuangan Bung Karno dan Megawati. Bung Karno adalah kakek Puan.
Sekarang Puan sudah berani tampil total di depan publik. Ketika membuka Rapat Kerja Nasional ke IV, pidato Puan di forum itu berhasil memukau tokoh-tokoh nasional yang hadir.
Dengan luwes dia memuji-muji kebijakan yang diambil fraksi PDIP di DPR. Dia mengatakan fraksi di parlemen konsisten mendorong anggaran yang memihak pada rakyat. Kemudian menolak kebijakan yang merugikan politik dan ekonomi Indonesia.
Puan juga menyanjung para kepala daerah yang diusung PDIP. Menurut dia, mereka telah bekerja keras melalui keputusan politik yang berpihak pada wong cilik (rakyat kecil).
Dia juga menyampaikan bahwa banyak daerah yang dipimpin kader PDIP berhasil membuktikan prestasi. Seperti Kabupaten Bantul, Sragen, Purbalingga, Magelang, Jombang, Kebumen, Kota Blitar, Kota Surabaya, Provinsi Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Utara.
Tepuk tangan peserta forum rapat riuh rendah tiap kali Puan menyelesaikan kalimat di pidato pembukaan rapat itu.
Di pemilihan legislatif 2009 ini, Puan resmi menjadi salah satu calon legislator Dewan Perwakilan Rakyat. Dia mewakili daerah pemilihan V Jawa Tengah.
Sejumlah tokoh nasional bakal menjadi saingan Puan di daerah pemilihan itu. Misalnya mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid, mantan juara dunia bulutangkis, Icuk Sugiarto yang dicalonkan Partai Persatuan Pembangunan.
Walau begitu, Puan optimis mampu menyaingi mereka. Di beberapa kesempatan Puan selalu menyatakan pasti mampu memperoleh dukungan mayoritas di daerah pemilihannya. Bila semua itu tercapai, maka dia masuk parlemen Senayan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat.
Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/27677-hayo__opo_meneh
Share
Comments
0 comments to "Puan Maharani nampak berseri : Ayo, Opo Meneh"
Post a Comment